Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi, Tim Sembilan dan Bank Aceh Gali Potensi Daerah
Dailymailindonesia.net - Aceh Singkil
Aceh menyimpan sumber daya alam melimpah. Kondisi Geografis yang terletak di ujung Barat pulau sumatera, menjadikan Aceh sebagai pripinsi yang tidak hanya kaya akan minyak bumi dan gas, tetapi juga komoditas perikanan, pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Namun, sejumlah sektor unggulan belum mampu mendongkrak pertumbuhan Ekonomi secara optimal di setiap daerah, khususnya Aceh.
Pekan lalu, sejak Rabu (18/8/2021) tim sembilan bersama Bank Aceh melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten/kota dalam rangka menggali potensi sumber daya, serta mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Hal tersebut di lakukan dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan Ekonomi daerah.
Tim sembilan terdiri dari sejumlah lembaga dan badan maupun direktorat yaitu, Bank Indonesia (BI), Otoritas jasa keuangan (OJK), Badan pusat statistik (BPS), Badan pemeriksaan keuangan (BPK), Badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP), Direktorat jenderal pajak (DJP), Direktorat jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Diretorat jenderal kekayaan Negara (DJKN), dan kantor pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN).
Tim sembilan merupakan mitra kerja dari komisi Xl DPR RI dengan ruang lingkup keuangan, perencanaan pembangunan nasional, dan perbankan.
Dalam kunjungan kerja kali ini, tim sembilan di ikuti oleh empat institusi atau badan yang di wakili oleh kepala perwakilan Bank Indonesia propinsi Aceh, Achris Sarwani, kepala otoritas jasa keuangan Aceh, Yusri, kepala badan pusat statistik Aceh, Ihsanurijal, dan kepala kantor wilayah diretorat jenderal pajak propinsi Aceh, Imanul Hakim.
Sementara itu, dari Bank Aceh, turut di hadiri oleh Direktur utama, Haizir Sulaiman, dan pemimpin divisi perencanaan, Budi Kafrawi.
Kunjungan kerja antara lain di lakukan melalui audiensi dengan sejumlah kepala daerah sejak Rabu, 18 - 22 Agustus 2021. Kabupaten/kota yang di kunjungi adalah Aceh jaya, Aceh barat daya, Singkil, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Aceh Tengah.
Bupati Aceh jaya, Teuku Irfan TB, Rabu (18/8/2021), Dalam kesempatan singkat di Calang mengatakan, Aceh jaya nenyimpan potensi sumber daya yang sangat besar untuk di kelola, baik di sektor pertanian maupun perikanan, tidak hanya itu, Aceh jaya juga memiliki potensi pupuk organik.
Namun, menurutnya, di butuhkan orientasi jangka panjang dan sinergi dari seluruh pihak dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Bupati Abdya, Akmal Ibrahim dalam pertemuan di kediamannya, Rabu (18/8/2021) malam mengatakan, Abdya memiliki potensi sumber daya perikanan dan pertanian yang sangat prospektif.
"Saat ini masyarakat di Abdya sedang menggalakkan budi daya udang vaname", ujarnya.
Udang vaname di ketahui memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya, udang itu mudah beradaptasi, kemungkinan udang mati juga sangat kecil, sehingga memiliki prospek yang cukup baik di budi dayakan.
Di samping itu, laju pertumbuhan udang vaname juga cepat. Sehingga pengelola tambak tidak perlu menunggu panen dengan waktu yang terlalu lama.
Di sektor pertanian, lanjut Akmal, ia dengan dinas terkait tengah melakukan budidaya dan sosialisasi tanaman polong jengkol. Menurutnya, komoditas jengkol di Abdya di hargai sebesar Rp 13000/kg.
Sementara itu di pulau jawa, dengan kuantitas yang sama, harganya bisa setara harga daging sapi.
"Jengkol Abdya merupakan jengkol terbaik se Indonesia. Awal tahun lalu, kementrian pertanian telah menyerahkan sertifikasi varietas unggul nasional terhadap komoditas jengkol Abdya," ujarnya.
Ia berharap, sektor perbankan dapat membantu dalam melakukan pelatihan sekaligus pembiayaan bagi sektor unggulan di Abdya. Audiensi bersama Bupati Abdya, turut di hadiri oleh Forkopimda Abdya dan Bupati Aceh selatan, Tgk Amran.
Di pulau banyak, kamis (19/8/2021) Bupati singkil, Dulmusrid mengatakan, pulau Banyak merupakan satu Destinasi bahari terbaik di Aceh, investor dari uni emirat Arab, telah berkomitmen mendukung ekosistem pariwisata yang ada di pulau Banyak menampung wisatawan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi belum begitu di rasakan dampaknya.
"Kehadiran Bank menjadi salah satu indikator penting dalam membangun destinasi wisata di pulau Banyak," ujarnya.
Walikota Subulussalam, Affan Alfian Bintang dalam audiensi yang di laksanakan di pendopo bersama seluruh unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda), jum'at (20/8/2021) mengharapkan dukungan Bank Aceh dalam membangun jaringan kantor di kecamatan Longkib dan Sultan Daulat.
"Ini akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi masyarakat di dua kecamatan tersebut", ujarnya.
Selain itu, Affan juga berharap dukungan dari seluruh pihak dalam membangun rumah singgah bagi dai perbatasan, pun mualaf center.
Wakil Bupati Aceh tenggara, Bukhari Buspa, sabtu (21/8/2021) mengatakan, daerahnya yang terletak di perbatasan memiliki sejumlah komoditas unggulan seperti jagung, kelapa sawit, dan ikan mas.
Namun menurutnya, komoditas tersebut belum memiliki nilai tambah mengingat masih tingginya ketergantungan proses pengolahan di sumatera utara.
"Pabrik pengolahan jagung menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak untuk saat ini", ujarnya.
Bupati Gayo Lues, H. Muhammad Amru, dalam sambutannya saat audiensi bersama OJK, Bank Indonesia dan Bank Aceh, sabtu (21/8/2021) mengatakan, sere wangi merupakan komoditas unggulan di daerahnya.
Namun secara geografis, 80 persen wilayah kabupaten Gayo Lues merupakan kawasan hutan lindung, sehingga pemanfaatan lahan untuk pertanian cenderung terbatas.
"Hal ini berdampak pada kemampuan produksi belum mampu memenuhi kapasitas minimal untuk melakukan ekspor secara mandiri", ujarnya.
Menurutnya, di butuhkan konsolidasi dengan sejumlah kabupaten/kota penghasil komoditas serupa untuk meningkatkan posisi tawar bagi produksi yang di hasilkan.
Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, dalam audiensi di pendopo, minggu (22/8/2021) menyambut baik kunjungan tim sembilan dan Bank Aceh. Dikatakan, selain kopi Gayo, daerah Aceh Tengah memiliki komoditas unggulan seperti bawang dan cabe.
"Namun, selain penggunaan pestisida, kerusakan alam turut mempengaruhi kualitas komoditas tersebut", ujarnya.
Ia berharap, tim sembilan dapat mendukung program pemerintah Aceh Tengah dalam mengoptimalkan produksi dan kualitas komoditas unggulan yang ada di Aceh Tengah, baik dari segi produktifitas maupun akses pasar yang lebih besar bagi petani yang ada di Aceh Tengah.
Menurutnya, Bank Aceh telah memberikan konstribusi yang luar biasa dalam mendukung usaha mikro kecil dan menengah, baik melalui pembiayaan secara langsung maupun resi gudang.
Kepala otoritas jasa keuangan Aceh, Yusri mengatakan, salah satu peran penting OJK saat ini di Aceh adalah memastikan implementasi Qanun LKS nomor ll tahun 2018. Yusri mengatakan, sebagai lembaga yang di berikan tugas untuk mengatur, mengawasi dan melindungi sektor perbankan, maupun lembaga keuangan lainnya, dirinya ingin mendengar langsung setiap masukan maupun permasalahan perbankan di masing-masing daerah.
Dikatakan, saat ini,total aset di Aceh per juni 2021 mencapai Rp61,03 triliun, dari jumlah tersebut, 44,73% merupakan aset Bank Aceh. "Karena itu, Bank Aceh memiliki peran yang sangat besar dalam mendorong sektor unggulan di daerah," ujarnya.
Kepala Badan pusat statistik (BPS) propinsi Aceh, Ihsanurijal mengatakan pencatatan terhadap seluruh indikator ekonomi di Aceh di lakukan secara objektif dengan metodologi yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.
Tingkat pengangguran terbuka dan pandemi berdampak pada tingginya tingkat kemiskinan di Aceh. Sementara itu kepala kantor wilayah Direktorat jenderal pajak propinsi Aceh, Imanul Hakim, mengingatkan pentingnya kesadaran pajak untuk membangun Negara di setiap kesempatan.
Kepala Bank Indonesia Achris Sarwani, di setiap pertemuan menyampaikan, kunjungan tim sembilan di maksudkan sebagai upaya sinergitas seluruh sektor dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
"Kami di tim sembilan membuka diri seluas-luasnya untuk melakukan koordinasi dengan seluruh pihak dalam upays mencari solusi atas permasalahan yang di hadapi oleh masing-masing daerah," ujarnya.
Di katakan, tahun lalu sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) Aceh cenderung tinggi, Ia berharap, seluruh pihak dapat terus proaktif bersinergi dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Menurut Achris, audiensi yang di lakukam kali ini merupakan langkah awal tim sembilan dalam membangun sinergitas antara seluruh instansi dan kepala daerah. Selajutnya, koordinasi akan terus di lakukan dalam rangka mengakomodir permasalahan di masing-masing daerah.
"Bank Aceh memberikan kontribusi yang sangat positif bagi tim sembilan, sehingga khusus Aceh, kami menyebutnya tim sembilan plus satu, yaitu Bank Aceh," ujarnya.
B