Foto
Azhar Abdurrahman
Parlementaria
DailyMail Indonesia.net.
Banda Aceh - Anggota DPR Aceh, Azhar Abdurrahman, meminta polemic politik dihentikan
sementara di Aceh. Kemudian eksekutif dan legislative sama sama focus dalam
penanganan wabah Corona agar tidak kuburan massal tambahan di Aceh.
Hal ini disampaikan Azhar Abdurrahman kepada
wartawan, Rabu malam 25 Maret 2020.
“Konflik dan tsunami menciptakan banyak
kuburan massal. Saat ini wabah Corona menjadi ancaman nyata di depan yang
memerlukan perhatian semua. Maka permintaan saya, hentikan polemic politik
sebelum ada kuburan massal tambahan di Aceh,” ujar politisi senior Partai Aceh
ini.
Menurutnya, status bencana kemanusian
secara nasional yaitu pandemi Virus Corona 2019 yang dimulai di Wuhan Cina
telah menyebar ke 184 negara.
Penyebaran yang cukup masif ini merupakan
test case Biologi War. Secara Umum di Indonesia terus mengalami meningkatnya
jatuh korban.
“Bagi kita di Aceh, baru sebatas himbauan
yang disampaikan Plt Gubernur dengan para Forkompimda, namun situasi ini tidak
cukup. Karena fase ini semakin naik status nya, sehingga perlu penanganan yang
serius.
Tapi di sisi lain, kita masih sibuk dengan
situasi polemik politik baik di antara Kubu KAB dan KMP plus eksekutif,” ujar
mantan bupati Aceh Jaya dua periode ini.
Kata Azhar, polemik ini sudah berjalan
hampir sama usia Virus Corona di Wuhan di Cina sejak 2019. Sedangkan kondisi
kemanusian di Aceh yang jumlah penduduk 5.5 juta jiwa, belum ada action jelas.
“Kita khawatir semakin lama polemik
politik antar kubu eksekutif dan legislatif dan mengakibat jatuh korban jiwa
manusia yang cukup banyak.”
Untuk menghadapi wabah Corona yang
mematikan, harus ada keseriusan semua pihak dengan disertai beberapa
tindakan.
Misal perlu tersedia peralatan, fasilitas
penunjang bagi para medis yang merawat pasien korban Corvid 19, dan perlunya
jaminan garansi bagi para medis jika terjadi Korban Jiwa atas mereka.
“Apakah pemerintah perlu menyediakan
jaminan pendidikan dan kesejahteran bagi anak-anaknya , karena mereka sudah
mempertaruhkan jiwa dalam ber kecamuk nya penyebaran virus tersebut.
Dan keterlibatan pihak aparat TNI dan
polisi dalam penanganan status bencana nasional ini. Tentunya membutuhkan biaya
operasional yang cukup tinggi penyedian anggaran untuk penanggulangan bencana
kemanusian perlu dilakukan pergeseran APBA 2020 melalui usulan APBA Perubahan
2020, sesegera mungkin.”
“Kami dari 81 orang anggota DPRA pada
prinsipnya setuju untuk kebutuhan penanganan Kemanusian ini. Karena ancaman
pandemi Corvid 19 di Aceh akan memakan waktu yang lama, mungkin bisa melewati 6
bulan baru pulih.
Ancaman lain yang dikhawatirkan jika
polemik politik ini ber kepanjangan tanpa solusi, maka Kuburan massal yang
harus disiapkan.”
“Saran saya melalui kesempatan ini
hentikan ego demi kemanusian, jika selesai penanganan Kemanusian mau lanjut
lagi ber polemik, ya terserah.
Karena kita ketahui lembaga DPRA memiliki
kewenangan pengawasan dengan persoalan-persoalan nya menjadi senjata, seperti
Kasus Onkcologi, Kredit Bank Aceh, Multyear dan sejumlah perkara menjadi peluru
yang sangat tajam. ya nanti kita pikirkan lagi.
Saran saya melalui kesempatan ini hentikan
ber polemik , mari kita duduk di meja perundingan kembali antara ekskutif dan
legislative. Jeda untuk kemanusian.
Forum ini dapat duduk bersama para
Pimpinan Dewan, Plt Gubernur. Kodam IM. Kapolda Aceh. Kajati, KaBinda dan PYM
Wali Nanggror Aceh. Demi kemaslahatan Rakyat Aceh.
Perlu segera di bahas. Sebagaimana besok
Paripurna DPRA dengan sejumlah Agenda maka dapat diganti Rapat Paripurna Para
Forum Pimpinan Aceh,” kata Azhar secara arif dan bijaksana.
Label: akl, BANDA ACEH, NEWS