Dailymailindonesia.net, Aceh Besar - Kementerian Pertahanan RI bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dalam hal ini
Kesbangpol Aceh dan Kodam IM mengadakan kegiatan Pelatihan Pembentukan Kader
Bela Negara Provinsi Aceh, di Lapangan Dodik Bela Negara Rindam Iskandar Muda, Mata
Ie, Aceh Besar, Kamis (28/9).
Kegiatan tersebut turut dihadiri dari unsur Forkopimda Aceh, Kepala
Kesbangpol Aceh drs. Mahdi Effendi, kepala BPSDM Aceh Syahrul badruddin SE,
M.Si, para perwakilan dari SKPA. Juga dhadiri dari staf Kemenhan Marsekal
Pertama Eris Widodo, Kolonel Drs. Chaerul, Kolonel Cba Rahmat Efendi, Letkol
Cba Yudi Wahyu, N, SE, MSi, Mayor Inf. Hafid widodo dari Kodam Iskandar
Muda turut serta hadir Yang mewakili Pangdam Iskandar Muda Aster Kasdam IM
Kolonel Inf. Mahesa Fitriadi, Danrindam Iskandar muda Kolonel Infantri
Niko Fahrizal Dandim 0101/ BS Letkol Inf. Iwan R. Kabagum Rindam IM Letkol Inf.
Zulkufli dan para Dansatdik serta perwira staf Rindam IM.
Pada upacara pembukaan kegiatan tersebut Gubernur Aceh Irwandi Yusuf di
wakili oleh Sekda Provinsi Aceh Drs. Darmawan mengatakan, bahwa pelatihan kader
bela negara ini mudah-mudahan bisa membentuk karakter diri dalam kepribadian, berbudaya serta menjunjung tinggi cinta tanah air. Semoga pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
ini dapat menjadi pedoman untuk memperkuat semangat saudara-saudari agar lebih
cinta kepada bangsa dan negara, sehingga dengan segenap jiwa raga siap
menjalankan misi bela negara dari berbagai potensi yang mengusik kedaulatan
bangsa.
“Semangat bela negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3
tahun 2002 tentang Pertahanan Negara merupakan sikap dan perilaku warga
yang dijiwai oleh kecintaannya terhadap kesatuan dan persatuan bangsa di bawah
NKRI. Bela negara dapat diwujudkan melalui penguatan karakter diri dalam
berkepribadian, berbudaya serta menjunjung tinggi rasa cinta kepada tanah air.
Karena itu semangat bela negara jangan diartikan sebagai gerakan wajib militer
atau militerisasi, akan tetap lebih kepada upaya membangun sikap anak negeri
untuk menyadari hak dan kewajibannya bagi negara. Apapun profesi yang digeluti,
bela negara adalah kewajiban yang harus kita junjung demi tegaknya marwah dan
kelangsungan hidup bangsa.”ujar Sekda.
Ia menambahkan Adapun makna Bela Negara sesungguhnya sangat luas. Para
guru, tenaga kesehatan, dan profesi lain yang menjalankan perannya di daerah
terpencil, juga bisa dikatakan sedang melakukan bela negara.
“Para atlet yang berjuang mengharumkan nama bangsa, bisa pula dikategorikan
sebagai bela negara. Termasuk mereka yang aktif menjaga kelestarian budaya,
peduli pada lingkungan, aktif mencegah penyalahgunaan narkoba, gerakan melawan
kejahatan, dan juga para pejabat negara yang menjalankan tugas dengan penuh
dedikasi dan tanggungjawab, semua itu adalah bagian dari bela negara.”terang
Dermawan.
Karena itu, sekali lagi, pemahaman tentang bela negara jangan diartikan
secara sempit. Pemahaman ini yang harus kita sosialisasikan agar semangat bela
negara menjadi spirit bagi setiap rakyat Indonesia. Hanya saja, untuk terlibat
aktif dalam bela negara itu tentu dibutuhkan jasmani yang sehat, fisik yang
kuat, serta semangat perjuangan yang tinggi.
Oleh sebab itu latihan fisik dan mental selalu menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari semangat bela negara. Latihan fisik dan mental sangat
dibutuhkan, selain untuk membentuk jasmani yang sehat dan disiplin yang tinggi,
juga untuk mendidik kita agar memiliki semangat pantang menyerah. Spirit itulah
yang akan diajarkan kepada saudara-saudari pada hari ini. Dengan memahami spirit
itu, saudara diharapkan dapat lebih memaknai semangat nasionalisme dan bela
negara.
“Kita harus menyadari, bahwa kemajuan teknologi yang kian pesat, diperkuat
lagi semarak globalisasi di berbagai sektor kehidupan berpotensi menghadirkan
ancaman terhadap kedaulatan bangsa. Hal itu dapat kita lihat dari rendahnya
tingkat kedisiplinan masyarakat, tingginya angka pelanggaran hukum dan kurang
pekanya kita terhadap lingkungan. Pada kondisi yang seperti ini,
kesadaran kita terhadap semangat berbangsa menjadi rendah sehingga memudahkan
masuknya berbagai ideologi sesat yang merusak moral anak bangsa. Situasi itu
membuat paham-paham yang bertentangan dengan nasionalisme Indonesia kian
berkembang, termasuk potensi bahaya laten komunis.”tegas Dermawan.
Kita katakan sebagai bahaya laten, sebab sesungguhnya paham-paham ini masih
ada di masyarakat kita, hanya saja mereka tidak berani hadir secara langsung ke
permukaan. Mereka sedang menunggu momen yang tepat untuk bangkit kembali. Momen
yang mereka tunggu-tunggu itu adalah manakala kita tidak mau lagi peduli dengan
kesadaran berbangsa dan bertanah air.
Ketika spirit bela negara menjadi lemah, itulah saatnya ideologi sesat akan
berkembang di tengah-tengah masyarakat kita. Untuk mengantisipasi hal
ini, penguatan semangat bela negara perlu kita tingkatkan kembali. Besar
harapan saya, kehadiran organisasi Gerakan Bela Negara di Aceh dapat
mensosialisasikan semangat ini kepada seluruh masyarakat, sehingga ancaman
ideologi yang bertentangan dengan semangat NKRI dapat kita singkirkan. Mudahmudahan
kita dapat meningkatkan spirit bela Negara dalam konteks mempertahankan
tegaknya ideologi Pancasila di bumi Ibu Pertiwi ini.
“Pelatihan kader bela Negara ini sangatlah positif bagi generasi muda dan
aparat pemerintahan serta komponen masyarakat lain yang tergabung dalam
pelatihan kader Bela Negara ini sebagai bekal untuk dirinya keluarga, lingkungan
masyarakat dan lingkungan pekerjaanya.”ungkap Dermawan.
Sementara Danrindam Iskandar Muda Kolonel Inf. Niko fahrizal mengatakan,
bahwa pembentukan Kader Bela Negara merupakan instruksi Presiden dan Menteri
Pertahanan Republik Indonesia dan penyelenggaraan pembentukan kader Bela Negara
di provinsi Aceh baru kali ini diselenggarakan di Dodik Bela Negara Rindam Iskandar
Muda.
“Alhamdulillah para peserta Antusias dan semangat untuk mengikutinya
kegiatan ini yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami selalu Danrindam Iskandar
Muda.” imbuhnya.
Label: ACEH BESAR, NEWS